Press Release Seri Seminar #2 Perang dan Damai Di Eropa: Menegok ke Belakang, Menatap ke Depan

Komunitas Indonesia untuk Kajian Eropa (KIKE) kembali menyelenggarakan Seri Seminar #2. Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting ini bertujuan mengoptimalkan penyebaran informasi dan menjadi media diskusi pengkaji Eropa di Indonesia. Seri Seminar #2 diselenggarakan pada Rabu, 30 November 2022 pukul 14.00-16.00 WIB yang dihadiri sebanyak 102 peserta.

Seri Seminar #2 kali ini menghadirkan 3 (tiga) pembicara, yaitu Aswin Ariyanto Azis, SIP, MDevSt (Anggota KIKE dan dosen Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya); Dr. Phill. Siti Rokhmawati Susanto, S.IP., MIR (Anggota KIKE dan dosen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga); Yulius Purwadi Hermawan, Ph.D (Anggota KIKE dan dosen Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan). Diskusi dipandu oleh moderator Firsty Chintya Laksmi Perwabani, S.Hub.Int., M.Hub.Int (Anggota KIKE dan Dosen Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur).

Diskusi dibuka oleh Wakil Ketua KIKE Paramitaningrum, Ph.D. Paramitaningrum menyampaikan bahwa Seri Seminar hadir kembali masih dengan topik yang sama yakni konflik Rusia-Ukraina. Menurutnya konflik ini merupakan konflik yang mulltidisiplin karena berhubungan dan memiliki keterlibatan dengan isu Climate Change, Sosial, Migrasi, dan Budaya. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan membawa manfaat tidak hanya untuk para penstudi Kawasan Eropa.

Narasumber pertama Aswin Azis menyoroti dinamika Kerjasama Uni Eropa (UE)-Cina di tengah persaingan AS-Cina. Hubungan UE-Cina telah berlangsung sejak tahun 1975. Hubungan bilateral ini dilakukan karena kedua pihak saling membutuhkan sehingga diresmikan dalam bentuk Strategic Partnership (kemitraan strategis). Kedua pihak menerapkan kebijakan Unconditional Engagement atau hubungan perangkulan tanpa syarat, yang memberikan kemudahan untuk Cina mengembangkan pasarnya dan keterbukaan ekonomi. Hubungan ini telah memberikan banyak keuntungan khususnya bagi Cina, dan   tidak terlalu menguntungkan bagi UE sendiri, karena UE dirugikan dari sisi trade defisit dan Cina lebih diuntungkan dari hubungan perdagangan, berdasarkan data terakhir, di tahun 2021 trade deficit berada diangka 149 dan naik menjadi 269 di tahun 2022 atau sekitar lebih dari 100 Billion USD kenaikannya. Namun, lambatnya UE dalam melihat perubahan Cina yang menyebabkan berubahnya status hubungan Cina-UE menjadi competitive rival. Aswin juga menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan competitive rival diantaranya perubahan status Cina menjadi negara New Emerging Power dengan membuat tandingan melalui program Belt Road Initiative (BRI); Cina merangkul Rusia untuk menanggulangi dominasi dolar; dan membangun koalisi yang negatif dalam pemungutan suara di UN terkait perang Rusia dan Ukraina untuk abstain atau mendukung Rusia. Selain itu, melalui diplomasi yang kuat oleh Cina, Cina mulai melakukan tindakan yang kurang disetujui oleh UE, dimulai dari secara tertutup Cina mengajak Yunani untuk bergabung ke dalam China-CEE 17+1 Forum dan Italia bergabung ke BRI ditahun 2019.

Tak hanya itu, pandangan kebijakan luar negeri Cina terhadap UE yang menganggap UE lemah dan UE yang jauh lebih membutuhkan Cina daripada Cina yang membutuhkan UE. Hal ini ditunjukkan dengan keberanian Cina dalam melakukan pembatalan terhadap China-Uni Eropa Summit. Berbagai hal tersebut menjadi tantangan yang masuk ke dalam agenda UE terkait bagaimana menangani Cina dari aspek ekonomi dan politik. Menurutnya perang Rusia-Ukraina sebenarnya merupakan perang antara Rusia dengan Amerika Serikat (AS). Perubahan Cina telah membuat Eropa menyadari perbedaan value atau nilai antara keduanya. Namun, UE memiliki kesamaan tujuan dan value dengan AS, yaitu salah satunya pada nilai demokrasi melalui hubungan transatlantic relationship. Dengan tujuan untuk menangani Cina, AS mengajak UE untuk kerjasama dengan menerapkan Strategic Otonomi dan memasukan Cina di dalam Agenda NATO. Dalam hal ini, Aswin menegaskan bahwa perlu adanya Global China policy dan UE seharusnya berjalan dengan keputusannya atau tidak hanya sekedar mengulangi apa yang disampaikan AS.

Narasumber kedua Siti Susanto menyoroti bagaimana pengaruh perang dan sejauh mana pengaruhnya terhadap masalah iklim. UE selalu menjadi yang pertama dan konsisten, serta menjadi pemimpin terkait isu perubahan iklim. UE membuat dan mengeluarkan Program Green Deal yang menjadi Rencana Ambisius Uni Eropa terkait Net Zero Emission 2050 dan memotong pengurangan emisi pada tahun 2030 dengan memutuskan hanya akan menghasilkan emisi 50%. Hal tersebut dilakukan dengan modalitas Renewable Energy Directives 2009 dan tambahan di 2018. Selain itu, program Green Deal dilakukan untuk mengurangi ketergantungan UE terhadap pasokan energi dari Rusia. Sebelumnya, energi khusunya Batu Bara yang dipasok oleh Rusia dari penggunaan ditahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 50% jika dibandingkan ditahun 2021. Rencana pengurangan penggunaan batu bara di UE telah diperhitungkan khususnya untuk setiap negara-negara UE terkait kapan waktunya untuk melepaskan diri dari impor batu bara yang dipasok oleh Rusia.

Selain itu, terjadinya Covid-19 juga telah melumpuhkan sektor ekonomi dan berlanjut dengan terjadinya perang Rusia-Ukraina. Namun, UE tetap konsisten dalam mewujudkan target di dalam Green Deal. Kehadiran The Next Generation UE menekankan pada fokus terhadap digitalisasi single market, peningkatan ekonomi, dan lingkungan, yang masuk ke dalam strategi yang sangat masif dalam segi pendanan dengan anggaran dana sebesar 1 Triliun Euro. Perang Rusia-Ukraina telah membuat manuver dan meluncurkan REpower UE yang merupakan tindakan komitmen untuk mengurangi ketergantungan dengan Rusia. Selama perang berlangsung, minyak gas Eropa masih dipasok dari Rusia sebanyak 30% dengan harga yang tinggi sekitar 100 M pada saat Winter (musim dingin).  REpower juga di-dalamnya mengatur keputusan UE untuk tidak menjadikan Rusia sebagai pemasok energi utama dan mengakselerasi renewable energy source di UE dengan menjadikan Hidrogen dan Biometan menjadi pemasok energi di samping air, angin, dan solar. REpower juga mengubah Rusia sebagai supplier utama energi, ke beberapa negara yaitu Azerbaijan, Algeria, Norwegia, Qatar, Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Namun, hal ini masih dipertimbangkan karena mengingat bagaimana cara mendapatkan sumber energinya apakah masih “Hijau”, dikarenakan beberapa negara baru yang menjadi pemasok energi, tengah menjadi Green Treater.

Narasumber ketiga Yulius Purwadi memfokuskan pada kondisi terkini melalui paparannya yang berjudul, “Russian and Ukraine War: lessons for Europe, challenges for G20”. Dalam Forum G20 kali ini, Uni Eropa berada di posisi yang berseberangan dengan Rusia. Beberapa sanksi yang merupakan inisiatif dari Uni Eropa berhasil dijatuhkan terhadap Rusia. Dalam negosiasi, Uni Eropa sangat berperan aktif dalam membangun konsensus jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang menjadi anggota Forum G20 (Italia, Jerman dan Prancis) maupun negara eropa lainnya (Belanda dan Spanyol). Namun dalam membangun konsensus tentang agresi dalam Ministerial Meetings, UE lebih memilih untuk tidak memberikan masukan. Menurut Yulius, UE tidak bisa bekerja sama dengan Amerika Serikat karena UE tidak selalu sejalan dengan intervensi yang dikeluarkan Amerika Serikat dalam negosiasi forum G20. Di akhir pembahasan, Yulius menyebutkan beberapa kegagalan untuk membuat konsensus yang sangat terlihat jelas dari diksi geopolitik yang ada dalam Ministerial Statement or Communiques.

Selain itu, Yulius menjelaskan lebih lanjut bagaimana terganggunya kegiatan kenegaraan akibat adanya perang antara Rusia dan Ukraina. Dalam closing statement, disebutkan bahwa “Kita tidak tahu kapan perang berakhir, namun jangan lelah untuk berharap agar perang ini akan segera berakhir karena negara yang paling unggul dalam perang adalah negara yang lebih mengutamakan kepentingan bersama”

Setelah narasumber menyelesaikan pemaparan, diskusi dilanjutkan agenda tanya-jawab antara peserta dengan narasumber. Diskusi berlangsung interaktif dan dua arah. Selanjutnya, kegiatan Seri Seminar #2 ditutup dengan foto bersama.

 

Press Release

Kolaborasi Pengabdian Masyarakat Prodi HI Universitas Brawijaya dan KIKE

Sabtu, 15 Oktober 2022

Pukul 12:50 s/d 14:30 WIB


Komunitas Indonesia untuk Kajian Eropa (KIKE) kembali menyelenggarakan kolaborasi dengan Prodi Hubungan Internasional Universitas Brawijaya dalam rangka pengabdian masyakarat melalui Focus Group Discussion (FGD) Rancang Kegiatan Kelas Kolaboratif Mata Kuliah Studi kawasan Eropa Semester Ganjil 2022-2023. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting guna mengoptimalkan proses diskusi dengan memperhatikan jarak dari para partisipan. FGD ini diselenggarakan pada Sabtu, 15 Oktober 2022 pukul 12.50 – 14.30 WIB yang dihadiri oleh Perwakilan Universitas Brawijaya dan Partisipasi Kajian Eropa.

Focus Group Discussion Pengembangan Kapasitas Komunitas Indonesia untuk kajian Eropa (KIKE) dalam penyelenggaraan agenda kelas Eropa Integratif yang telah terlaksana kali ini dihadiri oleh Drs. Muhadi Sugiono, M.A selaku perwakilan dari KIKE dan merupakan Ketua Umum KIKE serta dihadiri juga oleh Firstyarinda Valentina Indraswari, S.Sos., M.Si (Rinda) perwakilan dari Universitas Brawijaya, yang merupakan Wakil Bendahara KIKE dan sekaligus moderator dalam kegiatan diskusi ini. Rinda menjelaskan bahwa program kolaborasi ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan KIKE untuk membangun terobosan dalam agenda pendidikan, amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan kebijakan dari Rektor Universitas Brawijaya mengenai program kelas kolaboratif dan partisipatif.

Kegiatan Focus Group Discussion dibuka oleh Najwaa Ranaa Aqiilah selaku Master of Ceremony (MC). Setelah pembukaan oleh MC, acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua KIKE. Beliau menjelaskan bahwa program kolaborasi ini nantinya diharapkan bisa diikuti oleh banyak mahasiswa dari berbagai universitas yang tidak hanya untuk mahasiswa Universitas Brawijaya saja, tetapi bisa diikuti oleh mahasiswa/i dari berbagai universitas yang berada di dalam komunitas Indonesia untuk Kajian Eropa (KIKE). Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dan diskusi oleh Rinda terkait harapan dalam peningkatan kolaborasi, beliau juga menyampaikan beberapa poin tujuan dibentuknya program Kelas Studi Kawasan Eropa yaitu untuk menyelesaikan kendala penyelenggaraan forum pelajar Kajian Eropa terkait Isu-Isu Spesifik, menyelesaikan kendala komunitas, memenuhi dan membangun model kelas Integratif. Pengkaji studi Diplomasi Kota ini juga menyampaikan program kelas Eropa integratif pemetaan sister city/province antara kota-kota di Indonesia dan di Eropa, yang melibatkan mahasiswa anggota KIKE. Sister City merupakan program yang dapat membantu fungsi pemerintah dalam membina pemerintah daerah dan masyarakat lintas negara. Sister city sendiri saat ini masih sangat kurang dipahami pada kehidupan di masyarakat. Program Kelas Eropa Integratif ini dilakukan dengan tujuan kegiatan untuk memberikan literasi awal tentang salah satu sub kajian Eropa.

Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan sesi kedua yaitu masuk kedalam agenda Forum Group Discussion (FGD) yang dipandu oleh Wishnu Mahendra Wiswayana, S.Sos., M.Si (Wishnu), peneliti Sister City dari Universitas Brawijaya, untuk memberikan kesempatan kepada partisipan acara ini terkait menyampaikan Feedback atas penjelasan yang sebelumnya dijelaskan oleh Rinda. Para Dosen dari Universitas Brawijaya memberikan beberapa masukan atau catatan melalui platform jamboard terkait program Kelas Eropa Integratif ini. Salah satu masukan dari peserta yang hadir dalam kegiatan FGD ini adalah terkait dengan total peserta yang dibuka untuk mahasiswa dalam kegiatan ini, serta bagaimana mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini benar-benar berpartisipasi, alokasi yang diberikan kepada setiap universitas dan bagaimana untuk menentukan jumlah kelompok untuk program kelas Eropa integratif ini.

Selain itu, Wishnu memberikan kesempatan kepada Ketua Umum KIKE untuk menyampaikan masukan atau pertanyaan dari penjelasan yang sudah dipaparkan oleh Rinda. Adapun pertanyaan dari Ketua Umum KIKE, Muhadi, yaitu terkait dengan identifikasi mengenai sister city yang sudah dilakukan oleh kota-kota di Indonesia dengan kota-kota di Eropa, apakah sudah dilakukan oleh Rinda dan Tim untuk mengindetifikasi terkait hal ini? Serta sejauh mana signifikansi dari hal ini? Kemudian Muhadi menambahkan hal tersebut terkait dengan target dari adanya program ini yaitu apakah untuk mendorong munculnya sister city atau untuk memperkuat sister city yang ada? Setelah terdapat masukan dan pertanyaan, dilanjutkan respon dari Rinda yang menjawab beberapa hal terkait kuantitas peserta dan mekanisme untuk jumlah peserta, terdapat fokus pada tujuan kelas ini untuk membangun komunitas kecil terkait sister city minimal 1 orang perwakilan dari setiap Universitas. Selain itu, pemateri untuk kelas ini akan mengundang dari praktisi dan referensi pemateri tidak hanya dari lingkup Sosial Humaniora (Soshum), tetapi juga dapat dari eksakta. Adapun referensi pemateri beririsan dengan bidang kajian, yang dimana nantinya bapak/ibu dosen dapat bersedia untuk memberikan pengetahuannya terkait sister city kepada mahasiswa dan masyarakat. Kelas Eropa Integratif ini akan memberikan penugasan kepada mahasiswa yang berpartisipasi didalamnya dengan tugas yang ringan dan menyenangkan. Kelas ini juga disepakati oleh bapak/ibu dosen untuk memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang berpartisipasi  pada kelas ini dengan memberikan sertifikat dan penambahan nilai yang diberikan kepada mahasiswa/I didalam mata kuliah. Forum Group Discussion ini telah mencapai kesepakatan yakni kelas Eropa Integratif akan mulai berjalan pada pekan depan sampai dengan 5 minggu ke depan, dan untuk mahasiswa/I yang akan mengikuti kelas ini akan mendaftarkan  diri dengan mengisi Google Form dan harus mengikuti kelas hingga selesai. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi penutup dan foto bersama.

Gambar 1. Dokumentasi Pelaksanaan Kolaborasi Pengabdian Masyarakat Prodi HI Universitas Brawijaya dan KIKE

Sumber : Arsip Panitia

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan ini, dapat menghubungi KIKE (kike@kike.or.id) (MWMP).

INFORMASI BEASISWA

WUJUDKAN MIMPIMU UNTUK KULIAH GRATIS DI EROPA DENGAN 4 BEASISWA BERIKUT!!

Hallo KIKE’ers! Kali ini Mimin akan membagikan informasi spesial bagi kalian yang tertarik untuk melanjutkan pendidikan tentang ke jenjang yang lebih tinggi di Eropa secara gratis nih! Oiyaa, perlu teman-teman ketahui kalau Eropa merupakan salah satu benua yang memiliki Negara-negara maju terbanyak di dunia, dan juga merupakan tempat munculnya ilmuan-ilmuan yang melahirkan temuan besar dalam berbagai bidang baik ilmu pengetahuan maupun teknologi (Quirin Schiermeier, 2019). KIKE’ers pasti tahu dong dengan presiden ke-3 Indonesia yakni Prof. Dr.-Ing. Ir. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng atau yang dikenal dengan sebutan B.J. Habibie. Mantan presiden ke-3 Indonesia tersebut pernah mengenyam pendidikan tinggi di Belanda yakni di Delft University of Technology, dan di Jerman tepatnya di RWTH Aachen University. Tentunya teman-teman juga ingin sekali bukan memiliki kesempatan seperti beliau untuk merasakan bagaimana dunia pendidikan dan kehidupan di Eropa? Untuk memudahkan teman-teman dalam mencari informasi tersebut, Mimin sudah siapkan beberapa informasi beasiswa  untuk S1, S2, S3 ke Eropa yang masih dibuka sampai sekarang. So, simak ulasannya sampai habis ya!!

1. Stipendium Hungaricum Scholarship, Hungaria 

University of Debrecen adalah salah satu kampus terbaik di Hungaria yang berdiri sejak tahun 1538 dan menjadi salah satu mitra dalam Stipendium Hungaricum Scholarship. (Foto: Instagram @universityofdebrecen_official)

Beasiswa Stipendium Hungaricum ini merupakan salah satu beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Hungaria untuk mahasiswa internasional yang ingin melanjutkan pendidikan jenjang S1, S2, S3 dan bahkan non-gelar. Beasiswa ini dibuat oleh pemerintah Hungaria dengan tujuan untuk mempromosikan pendidikan tinggi internasional di Hungaria untuk menarik mahasiswa asing terbaik dari seluruh dunia dengan menikmati pendidikan berkualitas di jantung Eropa. Manfaat dari beasiswa ini sendiri bagi mahasiswa asing yaitu para mahasiswa bisa menikmati biaya hidup yang terjangkau dengan rasio manfaat biaya yang cukup besar, lingkungan yang aman dan ramah dengan kehidupan budaya yang dinamis, serta transportasi umum yang nyaman. Pemerintah Hungaria berharap setelah lulus dari salah satu Universitas di Hungaria nantinya, mahasiswa internasional tersebut dapat kembali ke negara asal dengan keterampilan dan pengetahuan yang didapatkan dapat diaplikasikan dengan baik, serta bisa menjadi jembatan dalam membangun hubungan yang baik dengan Hungaria baik dalam bidang ekonomi, politik maupun bidang lainnya. Selain itu, ditahun ini Beasiswa Stipendium Hungaricum memberikan kabar gembira bagi pendaftar yang berasal dari Indonesia, Pemerintah Hungaria memberikan penambahan kuota tersebut sebanyak 10 kuota, yang semula 100 kuota kini menjadi 110 kuota bagi pelajar yang berasal dari Indonesia yang memiliki ketertarikan untuk melajutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Hungaria. Beasiswa ini bersifat Full + biaya hidup, akomodasi dan Kursus bahasa.

Syarat Beasiswa Stipendium Hungaricum

Setiap beasiswa biasanya memiliki kriteria atau persyaratan-persyaratan tersendiri, untuk memudahkan teman-teman, berikut syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelamar ketika akan mendaftar beasiswa Stipendium Hungaricum:

  1. Mahasiswa internasional serta mendapat rekomendasi dari lembaga pendidikan di negara asal (khusus pelamar dari Indonesia, harus mendapatkan rekomendasi Kemendikbudristek, untuk informasi ini silahkan kunjungi website atau sosial medianya untuk informasi lebih lanjut);
  2. Berusia minimal 18 tahun (pada saat dimulainya studi, selambat-lambatnya pada tanggal 31 Agustus 2022, kecuali untuk pendaftar dance arts). Sebenarnya tidak ada aturan program batasan usia maksimum, tetapi semua pelamar diwajibkan untuk bertanya terlebih dahulu kepada Mitra Pengirim untuk kriteria mereka sendiri mengenai batas usia;
  3. Memenuhi syarat kemampuan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi di Hungaria;
  4. Mendaftar ke universitas dan jurusan yang ditawarkan oleh beasiswa;
  5. Tidak melebihi batas waktu yang sudah ditentukan yakni paling lambat pada tanggal 16 Januari 2023 pukul 14.00 (Waktu Eropa Tengah);

Persyaratan Dokumen

Seperti beasiswa pada umumnya, Beasiswa Stipendium Hungaricum sendiri terdapat beberapa persyaratan dokumen yang harus dipenuhi, berikut persyaratannya:

  1. Formulir pendaftaran online;
  2. Esai motivasi beasiswa (Motivation Letter), maksimal 4000 karakter berisikan pembukaan, isi dan penutup, ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa Hungaria dan atau dalam bahasa lainnya sesuai yang ditawarkan oleh program studi yang akan di apply;
  3. Sertifikat kemampuan berbahasa Inggris (IELTS, TOEFL, atau sertifikasi kemampuan berbahasa Inggris lainnya yang diakui) atau kemampuan berbahasa Hungaria (sesuai ketentuan program studi pilihan pendaftar);
  4. Ijazah terakhir dan terjemahannya dalam bahasa program studi pilihan atau bahasa Hungaria
  5. Transkrip nilai dan terjemahannya dalam bahasa program studi pilihan atau bahasa Hungaria;
  6. Sertifikat prestasi akademik dan terjemahannya dalam bahasa program studi pilihan atau bahasa Hungaria;
  7. Surat keterangan sehat dan terjemahannya menggunakan format yang sudah ditentukan;
  8. Salinan Kartu Tanda Penduduk;
  9. Salinan paspor yang masih berlaku;
  10. Surat tanda terima pendaftaran;
  11. Portofolio atau Audio Portofolio untuk pendaftar program seni;
  12. Rencana penelitian dalam bahasa program studi pilihan (untuk pendaftar program S3);
  13. Dua surat rekomendasi dari pembimbing akademik atau supervisor dalam bahasa program studi pilihan (untuk pendaftar program S3).

Untuk informasi pendaftaran melalui laman :https://apply.stipendiumhungaricum.hu/

2. VLIR-ICP Master’s Scholarship Katholieke Universiteit Leuven, Belgia

Katholieke Universiteit Leuven adalah salah satu universitas riset katolik di Belgia tepatnya di kota Leuven, universitas ini berdiri sejak tahun 1425 dan menjadi salah satu universitas tertua di Belgia. Universitas Katolik Leuven ini juga menjadi salah satu universitas favorite baik bagi mahasiswa lokal maupun internasional. (Foto: Instagram @kuleuven)

Beasiswa ini merupakan salah satu program yang diberikan oleh salah satu universitas di kota Leuven Belgia yakni Katholieke Universiteit Leuven. Program beasiswa VLIR-ICP Master’s Scholarship ini menawarkan beasiswa untuk jenjang S2 untuk semua prgram studi yang ada di KU Leuven tersebut. Program beasiswa ini akan memberikan bantuan biaya uang kuliah, biaya hidup, biaya transportasi dan asuransi dengan durasi beasiswa yang bervariasi dan pada umumnya sekitar 1-2 tahun sesuai dengan program studi yang dipilih.

Syarat atau yang berhak mendaftar beasiswa ini

  1. Mahasiswa yang tidak sedang terdaftar di program studi yang ditawarkan oleh perguruan tinggi Belgia sebelum tanggal 1 Januari di tahun masuk universitas;
  2. Mahasiswa yang telah mendaftar program VLIR ICP akan otomatis diseleksi untuk beasiswa VLIR UOS apabila memenuhi persyaratan yang diberikan;
  3. Pendaftar yang tidak menerima beasiswa dari pemerintah Belgia sebelum mendaftar program beasiswa ini;
  4. Pendaftar yang belum pernah melakukan pendaftaran program beasiswa ICP Connect di tahun yang sama;
  5. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat dan ketentuan untuk melakukan pendaftaran di salah satu program dengan gelar S2 di KU Leuven;
  6. Pendaftar yang berumur tidak lebih dari 35 tahun (untuk pendaftar program gelar S2 yang belum pernah menempuh pendidikan S2 sebelumnya) atau tidak lebih dari 45 tahun (untuk pendaftar program gelar S2 yang pernah mendapat gelar S2 sebelumnya) di tahun masuk universitas;
  7. Pemohon harus warga negara dan penduduk dari salah satu list 29 negara penerima beasiswa (tidak harus negara yang sama) pada saat melamar: Benua Afrika: Benin, Burkina Faso, Burundi, DR Kongo, Ethiopia, Guinea, Kamerun, Kenya, Madagaskar, Maroko, Mozambik, Rwanda, Senegal, Tanzania, Uganda, Zimbabwe, Afrika Selatan, Niger. Benua Asia: Kamboja, Filipina, Indonesia, Wilayah Palestina, Vietnam. Amerika Latin: Bolivia, Kuba, Ekuador, Haiti, Nikaragua, Peru;
  8. Pemohon harus memenuhi syarat untuk masuk ke program Magister yang dipilih di KU Leuven;
  9. Pendaftaran dibuka hingga tanggal 01 Februari 2023.

Adapun cara apply atau mendaftar beasiswa ini yaitu:

  1. Kunjungi terlebih dahulu website atau laman resmi dari KU Leuven dan kemudian baca seluruh informasi mengenai program beasiswa tersebut dengan teliti;
  2. Pastikan bahwa Anda telah memenuhi semua syarat dan ketentuan yang telah pihak beasiswa tentukan;
  3. Masuk ke laman aplikasi pendaftaran dengan cara mengklik bagian ‘Login to the web app’ dan lengkapi seluruh data atau form yang dibutuhkan;
  4. Buat pendaftaran baru dengan menekan tanda ‘+’ pada aplikasi pendaftaran;
  5. Lengkapi seluruh informasi yang dibutuhkan sesuai dengan syarat dan ketentuan;
  6. Pastikan anda menyimpan data yang telah anda masukkan di aplikasi pendaftaran dengan baik;
  7. Unggah seluruh dokumen pendaftaran yang dibutuhkan sesuai syarat dan ketentuan;
  8. Pada bagian bukti pembayaran, unggah dokumen yang disediakan di laman informasi beasiswa;
  9. Pastikan anda mengirimkan seluruh dokumen pendaftaran/aplikasi anda sebelum batas akhir pendaftaran program beasiswa ini (01 Februari 2023) sesuai waktu di kota Leuven, Belgia.

Informasi Tambahan Setelah Menyelesaikan Aplikasi Pendaftaran

  1. Berkas pendaftaran yang telah masuk akan diseleksi oleh pihak akademik selama sekitar 8 minggu;
  2. Pendaftar akan mendapat pengumuman hasil seleksi melalui email;
  3. Peserta yang lolos seleksi berkas akan mengikuti seleksi tahap kedua;
  4. Hasil seleksi akhir akan diumumkan di laman resmi beasiswa pada sekitar minggu terakhir bulan Mei 2023;
  5. Peserta bisa memantau proses seleksi dengan memeriksa aplikasi yang digunakan untuk pendaftaran.

Untuk informasi pendaftaran melalui laman : https://www.kuleuven.be/english/application/instructionsvliricp

 

3. Beasiswa Penuh Excellence Scholarship and Opportunity Programme (ESOP) oleh ETH Zurich, Swiss

Eidgenössische Technische Hochschule Zürich atau yang dikenal dengan sebutan ETH Zürich merupakan salah satu kampus yang didirikan oleh Swiss Federal Government pada tahun 1854. ETH Zürich juga merupakan salah satu kampus yang sering memberikan beasiswa untuk mahasiswa internasional dari seluruh dunia, salah satunya adalah beasiswa Excellence Scholarship and Opportunity programme (ESOP). (Foto: Instagram @ethzurich)

Program beasiswa Excellence Scholarship and Opportunity programme (ESOP) ini merupakan salah satu program beasiswa yang diberukan oleh salah satu Universitas di Swiss yang bernama Eidgenössische Technische Hochschule Zürich (ETH Zürich) atau dalam bahasa Indonesianya adalah Institut Teknologi Konfederasi Zürich. ETZ Zurich ini memberikan kesempatan beasiswa fully funded untuk mereka yang ingin melanjutkan pendidikan master atau S2 di Swiss. Beasiswa ini akan diberikan selama masa program S2 yakni sekitar 3 sampai 4 semester. Mahasiswa yang mendapatkan program beasiswa ini akan mendapatkan keuntungan berupa bantuan biaya kuliah penuh, bantuan biaya hidup yang akan diberikan selama proses studi dan bantuan biaya studi lainnya sesuai keperluan yang akan diberikan setiap semesternya. Program beasiswa ini sendiri menawarkan banyak program studi mulai dari consecutive master dan specialized master. Untuk informasi lebih lanjut, yuk simak syarat dan ketentuan yang akan mimin jelaskan sebagai berikut!

Syarat atau ketentuan untuk mendaftar beasiswa ini:

  1. Mahasiswa dengan nilai yang bagus selama studi S1, 10% teratas dari program studi S1 yang ditempuh atau setara dengan nilai A;
  2. Peserta yang bukan merupakan mahasiswa program studi dengan gelar S2 di ETH Zurich;
  3. Mahasiswa yang belum pernah lulus dari program studi dengan gelar S2 sebelumnya;
  4. Peserta yang memenuhi persyaratan dan ketentuan pendaftar program studi dengan gelar S2 di ETH Zurich yang dipilih;
  5. Mendaftar sebelum deadline yakni sampai 15 Desember 2022 pukul 12.00 Waktu Eropa Tengah (CET) (GMT+1) atau pukul 06.00 WIB (Waktu Indonesia Barat).

Dokumen-dokumen yang harus disiapkan

  1. Rancangan proposal untuk tesis program S2 sesuai dengan panduan yang tertera di laman informasi program;
  2. Curriculum Vitae (CV) dengan nomor telepon yang aktif;
  3. Dokumen lainnya yang dibutuhkan untuk pendaftaran masing masing program studi yang dipilih.

Berikut cara mendaftar beasiswa ESOP ETH Zurich

  1. Kunjungi laman resmi ETH Zurich, kemudian baca dan periksa seluruh informasi yang diberikan mengenai pendaftaran program beasiswa ESOP beserta syarat dan ketentuannya dengan teliti;
  2. Pastikan bahwa anda telah memenuhi seluruh syarat dan ketentuan sebagai mahasiswa program S2 di ETH Zurich dan penerima beasiswa ESOP sebelum melanjutkan ke tahap proses registrasi;
  3. Kunjungi laman utama informasi beasiswa ESOP, kemudian klik bagian eApply dan kemudian anda akan diarahkan ke laman pendaftaran program ETH Zurich;
  4. Klik daftar akun baru dengan menggunakan alamat email yang masih aktif;
  5. Masuk ke akun menggunakan email dan password yang telah didaftarkan sebelumnya;
  6. Lengkapi seluruh form data dan dokumen yang tertera di formulir pendaftaran program studi yang dipilih;
  7. Kumpulkan formulir pendaftaran sebelum batas akhir pendaftaran program beasiswa ini.

Informasi Tambahan Setelah Mendaftar

Setelah proses pendaftaran, anda perlu memperhatikan informasi tambahan berikut:

  1. Proses seleksi awal akan dilakukan oleh panitia pendaftaran dari program studi yang dipilih oleh anda;
  2. Beberapa pendaftar mungkin akan menerima undangan untuk mengikuti wawancara melalui Telepon atau Platform lainnya yang nantinya akan diinfokan oleh pihak beasiswa di sekitar bulan Februari 2023;
  3. Seleksi akhir akan dilakukan oleh rektor ETH Zurich;
  4. Hasil akhir seleksi akan diumumkan pada sekitar akhir bulan Maret baik melalui Email atau Aplikasi anda.

Untuk informasi lebih lanjut dan informasi pendaftaran melalui laman : https://ethz.ch/students/en/studies/financial/scholarships/excellencescholarship.html

4. Beasiswa Penuh DCLead Erasmus Mundus, Eropa

Wageningen University & Research merupakan salah satu kampus di Belanda yang terletak di kota Wageningen. Universitas ini merupakan salah satu universitas yang masuk kedalam 100 universitas terbaik di dunia dan menariknya, Wageningen University & Research ini terletak disebuah lokasi yang bernama Food Valley yaitu sebuah area yang ditempat oleh sejumlah perusahaan multinasionalyang bergerak dibidang industri makanan. (Foto: Instagram @uniwageningen)

Program Beasiswa Digital Communication Leadership (DCLead) merupakan bagian dari program Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD) yang menawarkan program beasiswa untuk mereka yang tertarik melanjutkan pendidikan ke jenjang Master atau S2 di Eropa. Menariknya program ini menawarkan pelajar atau mahasiswa untuk belajar di 2 Universitas berbeda dalam menempuh pendidikan masternya. Bukan cuman itu saja, program ini juga menawarkan uang saku bulanan dengan jumlah yang berbeda sesuai program yang diambil, bantuan uang kuliah penuh, biaya transportasi, biaya instalasi (hanya untuk penerima beasiswa erasmus +), asuransi, pengembalian uang deposit dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh Erasmus seperti kegiatan Simposium di musim panas. Program studi yang ditempuh relatif sama dengan program studi master pada umumnya, yakni 4 semester atau sekitar 2 tahun. Sementara itu, Program studi yang ditawarkan seperti Digital Communication, Policy, and Innovation in Europe (POLINN), Digital Technology and Management (TECMAN), dan Information and Communication Technology for Development (ICT4D).  Dalam program tersebut, mahasiswa akan belajar selama empat semester di empat universitas ternama, dimana satu semester studi di Paris Lodron University of Salzburg, Austria, pada semester kedua dan ketiga mahasiswa akan belajar di salah satu universitas yang berpartisipasi, antara lain seperti  Aalborg University Copenhagen di Denmark, Vrije Universiteit Brussel di Belgia, dan Wageningen University & Research di Belanda tergantung program studi yang mereka pilih. Pada semester keempat selama program tesis, mahasiswa akan mengikuti salah satu mitra akademik DCLead atau mitra magang di berbagai negara. Lalu bagaimana caranya untuk mendaftar beasiswa ini? Yuk simak penjelasan Mimin dibawah ini terkait syarat dan ketentuannya ya!!

 Syarat untuk Apply Beasiswa ini

Sebelum ke syarat-syarat, Mimin mau jelasin nih kalau beasiswa ini dibagi menjadi 3 program beasiswa dan setiap beasiswa atau programnya memiliki kriterika kelayakan yang berbeda-beda. So simak dengan baik ya!!

Untuk beasiswa negara program Erasmus +:

  1. Warga negara negara program DCLead, termasuk Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Siprus, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lituania, Luksemburg, Malta, Belanda , Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Republik Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Makedonia Bekas Republik Yugoslavia, dan Turki;
  2. Warga negara program yang belum tinggal lebih dari 12 bulan di negara mitra dalam waktu 5 tahun sebelum batas waktu pendaftaran.

Untuk beasiswa negara mitra Erasmus + :

  1. Warga negara yang tidak termasuk dalam daftar negara program;
  2. Warga negara program yang tinggal lebih dari 12 bulan di negara mitra dalam waktu 5 tahun sebelum batas waktu pendaftaran.

Untuk kedua program (program Erasmus+ dan program beasiswa negara mitra):

  1. Kandidat yang belum mendaftar lebih dari 3 Program Magister Bersama Erasmus Mundus pada tahun akademik yang sama;
  2. Pelamar yang tinggal di negara yang sama dengan program ini diperbolehkan untuk mendaftar, tetapi mereka tidak akan menerima tunjangan bulanan dari beasiswa;
  3. Pelamar yang mendaftar sebagai siswa yang didanai sendiri diizinkan untuk mendaftar dan akan dipertimbangkan untuk kedua beasiswa.

Untuk Beasiswa DCLead:

  1. Kandidat yang mendaftar untuk program DCLead sebagai siswa yang didanai sendiri (Self-funded students).

Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan

  1. CV;
  2. Ijazah dan Transkip Nilai dengan terjemahan bahasa Inggris yang bersertifikasi jika sebelumnya Ijazah atau Transkipnya tidak dikeluarkan dalam bahasa Inggris oleh Universitas tempat anda lulus jenjang S1/S2 sebelumnya;
  3. Motivation Letter (Motlet);
  4. 2-3 Surat Rekomendasi dalam Bahasa Inggris;
  5. Sertifikat profisiensi Bahasa Inggris.

Note: Semua dokumen yang diperlukan harus diserahkan dalam satu file PDF dengan ukuran tidak lebih dari 14 MB.

 

How To Apply This Programme?

  1. Kunjungi laman resmi dari DCLead dan baca semua informasi yang diberikan dengan baik dan teliti;
  2. Pastikan bahwa Anda memenuhi semua syarat untuk mengajukan beasiswa ini sebelum melanjutkan ke proses pendaftaran;
  3. Klik tombol “Apply Now” yang tersedia di bagian bawah halaman informasi utama DCLead;
  4. Mengisi form atau formulir aplikasi dan mengunggah semua dokumen yang diperlukan berdasarkan syarat dan persyaratan yang telah ditentukan;
  5. Kirimkan aplikasi Anda sebelum deadline 6 Desember 2022 pukul 11:00 Waktu Eropa Tengah (CET);
  6. Pelamar yang memenuhi syarat akan menerima email pembayaran deposit yang akan dikembalikan jika pelamar tidak terpilih;
  7. Pelamar akan menerima email undangan untuk menghadiri wawancara online sekitar akhir Januari. Wawancara akan dilakukan selama sekitar 40 menit hingga 1 jam dan beberapa pelamar mungkin diundang untuk wawancara kedua;
  8. Beberapa dokumen tambahan mungkin diperlukan untuk proses penerimaan;
  9. Pengumuman kelulusan pelamar akan disampaikan baik melalui Email atau Aplikasi pelamar.

Untuk informasi lebih lanjut dan informasi mengenai pendaftaran melalui laman : https://dclead.eu/scholarships-fees/scholarships/

Tips atau Saran Sebelum Melamar Beasiswa:

Nah KIKE’ers, informasi ini tak kalah pentingnya dengan informasi-informasi yang sudah mimin jelaskan diatas ya. Mimin mau berbagi informasi kepada teman-teman semua terkait tips dan saran sebelum melamar beasiswa, simak dengan baik ya!

  1. Rajin melihat Mimin sangat menyarankan kepada teman-teman semua harus benar-benar bisa melihat timeline dengan baik ya, mimin sarankan juga untuk membuat timeline persiapan untuk melamar beasiswa, misalnya mempersiapkan dokumen-dokumen minimal 3 bulan sebelum beasiswa dibuka agar saat beasiswa mulai dibuka teman-teman bisa mengisi aplikasi dengan baik dan tidak tergesa-gesa.
  2. Perbanyak mencari informasi untuk beasiswa yang diinginkan. Usahakan teman-teman mencari banyak informasi terkait beasiswa yang diinginkan melalui banyak platform baik melalui internet, youtube, instagram, seminar atau webinar dan teman-teman juga sangat disarankan untuk bertanya kepada para alumni peraih beasiswa yang teman-teman inginkan, caranya teman-teman bisa menghubungi akun sosial media Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) wilayah sesuai keinginan kalian, misalnya teman-teman ingin mencari informasi terkait negara Belanda khususunya di kota Wageningen teman-teman bisa hubungi Instagramnya @ppi.wageningen.
  3. Persiapkan dokumen-dokumen sebaik mungkin. Bagian ini sangat penting, dimana mimin sangat menyarankan teman-teman untuk menyicil dokumen-dokumen persyaratan dari jauh-jauh hari, agar ketika beasiswa dibuka teman-teman tidak keteteran untuk mengejar timeline beasiswanya. Salah satu dokumen yang ingin mimin highlight yaitu Sertifikat bahasa Inggris dan paspor. Teman-teman yang belum memiliki sertifikat bahasa asing atau bahasa inggris seperti TOEFL atau IELTS, bisa mempersiapkannya dengan jauh-jauh hari, dan jangan salah pilih instansi tempat tesnya, karena sepengetahuan mimin biasanya pihak beasiswa akan memberikan rekomendasi tempat untuk tes dan sertifikat yang diakui oleh mereka seperti apa. So, perhatikan dengan baik ya informasi yang diberikan oleh pihak beasiswa. Selain itu, bagi yang belum memiliki paspor, teman-teman bisa membuatnya dari sekarang, biaya pembuatan paspor sangat terjangkau dan prosedur yang sudah lebih mudah. Saran dari mimin, selain mempersiapkan dokumen-dokumen penting seperti Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Tanda Mahasiswa bagi yang masih kuliah untuk pembuatan paspor, teman-teman bisa membawa surat pengantar dari instansi tempat bekerja, organisasi atau dari kampus untuk diserahkan saat proses interview dengan pihak Imigrasi, dan yang terpenting adalah teman-teman harus menjawab pertanyaan dengan jujur, dan jangan lupa harus banyak mencari infromasi baik melalui laman resmi kantor imigrasinya atau melalui akun sosial medianya ya! Terima kasih banyak atas perhatian dan sudah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat dan sukses terus KIKE’ers!

REFERENSI

Dc Lead. (2022).”Scholarship Informations”  https://dclead.eu/scholarships-fees/scholarships/

ETH Zurich. (2022).”Excellence Scholarship & Opportunity Programme” https://ethz.ch/students/en/studies/financial/scholarships/excellencescholarship.html

KU Leuven. (2022).Application instructions for VLIR-ICP Master’s scholarships” https://www.kuleuven.be/english/application/instructionsvliricp

Schiermeier, Quirin. (2019).”Europe is a top destination for many researchers”. https://www.nature.com/articles/d41586-019-01570-3

Stipendium Hungaricum. (2022).“Application Guide for Stipendium Hungaricum Scholarship” https://apply.stipendiumhungaricum.hu/

Press Release Seminar Series #1 Perang dan Damai di Eropa: Menengok Ke Belakang, Menatap Ke Depan

Komunitas Indonesia untuk Kajian Eropa (KIKE) kembali menyelenggarakan Seminar Seri #1 yang bertemakan “Perang dan Damai di Eropa: Menengok ke Belakang, Menatap ke Depan”. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting guna mengoptimalkan proses diskusi dengan memperhatikan jarak dari para partisipan. Seminar ini diselenggarakan pada Senin, 31 Oktober 2022 pukul 14.00 – 16.30 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus dan anggota Komunitas Indonesia untuk Kajian Eropa (KIKE), mahasiswa dan dosen dari berbagai universitas, serta partisipan dari sejumlah instansi di Indonesia.

Seminar Seri #1 dibuka oleh Mas Hafid Adim Pradana, M.A selaku Moderator. Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Drs. Muhadi Sugiono, M.A, selaku Presiden KIKE. Beliau menjelaskan bahwa alasan dibalik perang Rusia dan Ukraina adalah untuk melindungi perbatasan Rusia dan mempertahankan pengaruh regional di Eropa Timur. Rusia sempat menginvasi Semenanjung Krimea pada tahun 2014, yang mengakibatkan kekerasan di Donbus dan pertempuran sengit di perbatasan Rusia-Ukraina yang kemudian berakhir dengan invasi total Rusia ke wilayah Ukraina.

Dalam Seminar Seri #1 ini mengundang tiga narasumber yang ahli dibidangnya.  Materi pertama disampaikan oleh Bapak Irwan terkait peran Uni Eropa dalam menanggapi agresi dan invasi Rusia ke Ukraina, beliau juga menjelaskan bahwa untuk menengok ke belakang dan melihat ke depan. Melihat ke belakang merupakan cara Uni Eropa melihat apa saja kebijakan dan tindakan yang sudah dilakukan Rusia kepada Ukraina dan melihat ke depan adalah bagaimana Uni Eropa akan memperluas pengaruhnya serta menjadi lebih kuat untuk dukungannya kepada Ukraina. Materi kedua disampaikan oleh Ibu Mutia terkait pasar biji-bijian global sangat terpukul oleh invasi Rusia ke Ukraina, beliau menjelaskan tentang lonjakan harga biji-bijian, yang telah dimulai bahkan sebelum perang.  Hal tersebut membuat negara-negara yang menggunakan biji-bijian sebagai sumber makanan utama menderita. Dalam hal energi, invasi militer Rusia ke Ukraina memungkinkan redistribusi strategis pasar energi, terutama di Eropa. Uni Eropa telah memutuskan untuk membatasi bagian Rusia dalam impor gas dan minyak. Meskipun akan cukup sulit bagi Eropa untuk sepenuhnya menghentikan impor gas dan minyak Rusia, tampaknya sebagian besar negara Eropa yakin untuk mengurangi sejumlah besar impor energi Rusia dalam 2 hingga 5 tahun ke depan.

Untuk materi ketiga disampaikan oleh Bapak Yusran terkait dampak dari perang terhadap global, beliau menjelaskan dampak ekonomi dari perang Rusia-Ukraina mungkin tidak sepenuhnya diketahui sampai akhir krisis, tetapi indikator ekonomi awal menunjukkan bahwa perang memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi global. Hal ini menyebabkan penilaian positif terhadap PDB global, yang diperkirakan akan meningkat sebesar 4,4% pada tahun 2022. Invasi Rusia atas Ukraina memicu ketegangan geopolitik antara Rusia dan negara-negara Barat, sehingga menurunkan ekspektasi pertumbuhan global di tengah ketidakpastian dampak krisis terhadap rantai pasokan global. Sebagai akibat dari perang di Ukraina, akan ada guncangan pasokan dan harga komoditas dengan konsekuensi jangka panjang yang luas. Produksi, konsumsi, dan perdagangan komoditas akan berubah ketika negara-negara bergerak menuju swasembada yang lebih besar, menciptakan peluang bagi pemasok baru. Perang menyebabkan pola perdagangan yang lebih mahal dan pengalihan utama dalam perdagangan energi, dan prospek pasar komoditas sangat bergantung pada lamanya perang dan gangguan yang ditimbulkannya dalam rantai pasokan.

Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan sesi kedua yaitu masuk kedalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh Mas Hafid untuk memberikan kesempatan kepada partisipan pertanyaan atas penjelasan yang sebelumnya dijelaskan oleh ketiga narasumber. Para partisipan memberikan beberapa masukan dan pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan oleh ketiga narasumber secara antusias. Setelah terdapat masukan dan pertanyaan, dilanjutkan respon dari ketiga narasumber terkait masukan dan pertanyaan dari beberapa partisipan. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi penutup dan foto bersama.

Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh partisipan dan see u on another ocassion!

The German Marshall Fund of the United States Erasmus Funded Brussels Trainee

Job Summary:
The German Marshall Fund of the United States, Brussels Office is accepting on a rolling basis traineeship applications to help with its programming activities. Candidates must be eligible for Erasmus + program funding provided by their universities, or other similar grants through their governments/national institutions . Learn more about the Erasmus + funding opportunity by the European Commission here (http://ec.europa.eu/programmes/erasmus-plus/index_en.htm) and consult your university.
It is the candidate’s responsibility to inquire with their university regarding eligibility prior to applying for the position.The German Marshall Fund of the United States_ does not bear any responsibility in initiating the Erasmus + funding procedure._
The trainee will work closely with senior GMF staff to provide research, logistical and administrative support. Trainees will be on flexible work plans where they assist multiple programs based on their background and interests and the program’s availability and needs.The traineeship is a unique opportunity to be in close contact with the international policy community. Trainees can benefit from the Brussels environment and attend various EU related events. Trainees will also receive insights into office administration, database and events logistics.
Candidates must be eligible for Erasmus+ program funding, or other similar grants.
Key Areas of Responsibility:

  • Providing administrative and operational support for the GMF Brussels office programing on issues pertaining to EU affairs, transatlantic relations and foreign policy;
  • Assisting in the organization and coordination of Brussels based events, as well as broader GMF convening activities;
  • Conducting background research and writing internal memos for various projects;
  • Preparing talking points and preparatory materials for GMF fellows and senior staff ahead of meetings and speaking engagements;
  • Helping maintain the Brussels office’s and relevant program’s database of contacts;
  • Assisting with administrative and logistical duties as assigned.

Qualifications and Requirements:

  • Academic background in international relations and/or European studies, with at least a fully completed bachelor’s degree;
  • Strong interest in transatlantic policy issues;
  • Familiarity with European institutions desired;
  • Fluency in English. Second language skills in French, German or a third European language is a plus;
  • Excellent written and oral communication skills;
  • Proficiency with Microsoft Office (Word, Excel, and Outlook) is essential;
  • Flexibility to multi-task, have an eye for detail, ability to perform under tight deadlines and work independently;
  • Previous experience in a think tank, foundation, NGO, government body, media outlet, or similar organization desired, but not required;
  • Experience in event management is a plus;
  • Good interpersonal skills and ability to work in a multicultural environment.
  • *Start and Length of Traineeship:

GMF’s Brussels office offers three starting dates for traineeships:

  • January (Winter Selection) – Deadline for application: October 1
  • May (Spring Selection) – Deadline for application: February 1
  • September (Fall Selection) – Deadline for application: June 1

Candidates can only apply to one selection period at a time, to be explicitly mentioned in the application. All traineeships last 6 months.
Due to the high volume of responses, we will only contact candidates of interest.
GMF is an Equal Opportunity Employer.

 

Apply Here

Internship European External Affairs

Looking for a challenging internship in European External Affairs starting around January, February or March 2022. It’s time to apply!


Who are we?

At Unilever, we share one simple purpose: To make sustainable living commonplace. Through our powerhouse brands such as Dove, Axe and Magnum, we are creating a bright future for our business and our planet –and you can be part of it!

We believe that companies with purpose last, people with purpose thrive and brands with purpose grow. We meet everyday needs for nutrition, hygiene and personal care with brands that help people feel good, look good and get more out of life.

Main purpose of theinternship:

We are looking to recruit an energetic intern in our European External Affairs Office in Brussels to support the team in driving this agenda at the EU institutions and other European stakeholders.

Working in the field of Foods & Refreshment, Home Care and Beauty & Personal Care – Unilever’s three core businesses – the intern will contribute to:

  • Performing background research and analysis on emerging issues;
  • Performing research and analysis on the position and activities of key stakeholders;
  • Monitoring regulatory, legislative and political processes of interest to Unilever;
  • Drafting advocacy materials, press reviews and organizing events.

The intern will have the opportunity to:

  • Be exposed to the functioning of a fast-moving and multi-sectoral international company;
  • Contribute to the challenges and opportunities in integrating sustainability into our business;
  • Experience the importance of public affairs, both in terms of challenges and opportunities, for the achievement of Unilever’s vision: Doubling the size of ourbusiness whilst reducing our overall environmental impacts across the entire value chain;
  • Learn from a team of experienced public affairs practitioners, working on a wide variety of current and emerging issues;
  • Drive your own projects within the context of the European External Affairs team responsibilities, based on (developed) personal interest.

What we ask:

  • The internship must take place in the framework of a University degree, ideally a Master’s degree in European Law, International Politics, European Studies or equivalent
  • The intern must be registered as a student during the whole duration of the internship
  • English fluently written and spoken is a must, good knowledge of Dutch, French or German would be an asset
  • The internship would last for a duration of about 6 monthsfull-time(orat least 32 hours a week)
  • You are a team player with a strong sense of responsibility
  • You are a self-starter, able to work autonomously
  • You are able to work with a diversity of people and teams

What we offer:

  • An outstanding chance to bring our unique purpose to life!
  • An opportunity to take a look behind the scenes at one of the biggest FMCG-corporations in the world.
  • An opportunity to learn from a variety of concrete projects.
  • Lots of responsibility, but also good guidance during your internship.

EXCITED ABOUT THE ROLE?

To apply, please send your CV and a motivation letter where your preferred internship topics, internship duration and ideal start date are highlighted.

Source: https://www.glassdoor.com/Job/brussels-international-affairs-internship-jobs-SRCH_IL.0,8_IC2302160_KO9,41.htm

European Astronaut Centre (EAC), Space Medicine Team – Internship opportunities

Location(s)

France

Based at the European Astronaut Centre (EAC), ESA’s Space Medicine Team comprises medical doctors, biomedical engineers, exercise physiologists, psychologists, IT specialists, education coordinators, administrators and project managers. Each plays a vital role in ensuring the health and well-being of astronauts during all stages of a mission.

To better support astronauts during current missions to the International Space Station and prepare for human missions beyond low Earth orbit, the Space Medicine Team is working to identify, evaluate and develop new space technologies and procedures.

This process involves collaborating with ESA’s technology teams and Human Research Office to identify existing space-relevant technologies and scientific knowledge, and looking outside of ESA at terrestrial technology developments and the wealth of current science knowledge concerning human health.

To achieve their goal, the Space Medicine Team works in close partnership with national space agencies, industry, research institutions and universities from across ESA’s Member States. The team also regularly coordinate workshops for the next generation of space physicians.

Internship opportunities

In support of the space medicine team, and international space medicine, REDI (Research, Education & Development Initiative) through academic collaboration and educational partnerships seeks to promote technical (research and development), and individual (education and training) readiness for current, and future human space missions.

As part of this initiative, we offer a limited number of internship places each year to students of medicine, the biomedical sciences (including exercise science) or biomedical engineering and – where appropriate – those with specific expertise in analytics/programming or educational/outreach.

Our internship projects may involve the collection and/or the analysis of medical/research data (in collaboration), performance of systematic literature reviews, elements of medical hardware evaluation/development, database management, or the generation of analytical models/simulations.

 

Our internships are within the following domains:

  • Identification and evaluation of medical risks (including radiation) associated with Low Earth Orbit and Deep Space vehicles/habitats.
  • Optimisation of in-flight exercise countermeasures (for ISS and Exploration).
  • Evaluation and optimisation of non-exercise management of astronaut health.
  • Identification, development, validation and implementation of medical technologies and strategies to mitigate medical risks associated with spaceflight.
  • Optimisation of post-flight rehabilitation strategies.
  • Evaluation of the suitability and applicability of ground-based analogues of micro- and hypogravity.
  • Identification and evaluation of medical risks and requirements associated with hypogravity (lunar) operations.
  • Development, delivery and accreditation of international space medicine education/training.

In order to optimise productivity and applicability, we encourage the use of a range of open-source tools. Please highlight in your application if you have expertise/experience in the use of:

  • Rayyan: for systematic reviews.
  • Mendeley: for Citation management.
  • Python(or MatLab, R or SPSS): for data/statistical analysis.
  • OpenSim/Anybody: for biomechanical simulation.

In addition, please highlight any experience in educational/outreach delivery/development, database management, programming or physiological data capture/analysis.

Students of medicine should note that the space medicine team is not a clinical environment, and that due to the highly confidential nature of our flight surgeons’ activities, it is not possible to involve students in day-to-day astronaut medical support.

The minimum duration of an internship with the space medicine team is three months. However, six-month internships are considered optimal.

Deadline: November 30, 2022

Cost/funding for participants

Fully Funded

 

Source: https://www.heysuccess.com/opportunity/European-Astronaut-Centre-(EAC)-Space-Medicine-Team-Internship-opportunities-57829

31st European regional conference of the International Telecommunications Society

31st European regional conference of the International Telecommunications Society

Reining in Digital Platforms? Challenging monopolies, promoting competition and developing regulatory regimes

20th –22nd June 2022, Gothenburg, Sweden

There are many benefits associated with ICT. The pandemic has vividly demonstrated the benefits of ICT, which enabled many activities to go online. Without widespread ICT availability and adoption, it would not have been possible for large parts of economies to work from home or for students to be educated online . And online shopping, which among other things has allowed groceries to be ordered remotely, has grown in popularity in many countries. Quite simply, without ICT the pandemic would have been very different experience.

But there are also problems. Many ICT markets are highly concentrated, with one large company dominating the market. These ‘winner takes all’ (or most) markets are driven by network effects and scale economies, where large numbers of users generate competitive advantages that are difficult for rivals to overturn. It is perhaps no surprise that four out of the five most valuable companies globally are technology based, with Apple and Microsoft currently being capitalised at over $2 trillionaire apiece. The growth of Amazon, which has catapulted its founder, Jeff Bezos, to become the world’s richest man, overtaking another tech company founder in the process.

As tech companies have grown and increased in value, the resources available to them have multiplied. Many of the leading tech companies have engaged in frequently and ambitious M&A activity, acquiring through what is often described as a ‘Pac man’ strategy their rivals, actual or potential. Through these purchases tech companies have sought to entrench their positions, thereby strengthening their dominance in markets.

Over the years, tech companies have attracted considerable attention. Their tax arrangements have been criticised, especially in those countries where they have grown at the expense of local companies or where they are viewed as not contributing their ‘fair share’ of taxes. The new global framework, co-ordinated by the OECD, appears to be a step in the right direction when it comes to addressing the concerns of government, but it is too early to tell whether it address the concerns of others.

And their business models have come under intense scrutiny. The European Union has, in recent years, imposed fines on Alphabet due to its anti-competitive behaviour. While these fines amount to almost €10 billion, they are dwarfed by the financial resources available to Alphabet – this throws into doubt their effectiveness in changing’s Alphabet’s behaviour. In the UK, the initial enquiry by the Competition & Markets Authority into Facebook’s purchase of Giphy found that it could harm competition. The on-going in-depth review of the purchase could force Facebook to sell the company to someone else. In the United States, the House Judiciary Committee in 2020 suggested structural separation as one of the tools though which the anti-competitive nature of the big tech business models could be checked.

Data is at the heart of the business models of many big tech companies. Through collecting, combining and analysing data from multiple sources in unprecedented amounts, big tech companies have been able to develop innovative services that are popular with users. But increasingly individuals are concerned about the data they are providing and how it is being used, frustrated by their inability to control who has access to it and how it is used. Governments have sought to provide those who provide data with greater control over it, but differences exist between counties in how they treat data. But what else can governments do? Can data interoperability be implemented, thereby allowing users to switch between companies, or can greater control be given to data providers?

Governments are also developing policies to capture the benefits of the data based economy that is emerging. Industrial policies are emerging that seek to provide countries with the necessary digital infrastructure, thereby enhancing the country’s competitiveness. Some of these policies have focused on the physical infrastructure, such as fibre roll-out or cloud computing, while

Governments have also sought to develop policies to capture the benefits of the data based economy that is emerging. Industrial policies are emerging that seek to provide countries with the necessary digital infrastructure to enhance their competitiveness, with some initiatives focusing on the physical infrastructure while others have concentrated on data. In an increasingly global economy, are individual countries able to improve their cloud or data sovereignty? Are some policies better suited to enhancing a country’s competitiveness?

As big tech comes under greater scrutiny, a number of questions emerge. Should big tech companies be broken up? If so, how should they be broken up and which governments should take the lead? If they are not to be broken up, what should governments do instead? Does a series of new regulatory tools and approaches need to be developed, and then implemented in a co-ordinated (global) approach by governments? Or should governments and regulators concentrate on data, focusing on enhancing user privacy or providing them with greater control over their data.

We welcome submissions on ‘digital platforms’ in terms of the regulatory and competitive challenges that they pose, and how they may be addressed in a post-Covid world. In addition, we welcome submissions on a range of topics as outlined below:

  • The current and lasting impact of Covid-19 on telecommunications networks, different industries and users
  • The roll-out of 5G and the emergence of (innovative) business models
  • The Internet of Things – verticals, innovative business models and revenue sources
  • Digital divides – their changing nature and how they can be overcome
  • Digital skills – identifying and then providing the skills needed to participate online, for individuals and businesses
  • The use of ICT by marginalised groups
  • Operator strategies – bundling, fixed-mobile and content-telecommunications convergence
  • The role of consumers within telecommunications markets
  • OTT – strategies and impact on the telecommunications sector
  • The socio-economic impact of new technologies (e.g., IoT, AI, blockchain)
  • Greening the ICT sector – strategies, regulation and the impact of technological innovation
  • The role of ICT in addressing and achieving Sustainable Development Goals
  • The scope and nature of universal service in telecommunication markets
  • Innovative ways of providing telecommunications infrastructure in remote and rural areas
  • Standards within telecommunication markets
  • Equipment suppliers – supply chain dynamics, Open RAN and 5G

Submissions addressing any other subject relating to telecommunications technologies and markets are also welcome. Theoretical and empirical papers are welcome, as are methodologically qualitative and quantitative papers.

Important dates:

 7 January 2022: Deadline for abstracts and panel session suggestions
 1 February 2022: Notification of acceptance
 16th May 2022: Early registration deadline
 10th June 2022: Deadline for final papers
 19th June 2022: Welcome receptione
 20th – 22nd June 2022: Conference

We hope to offer a face-to-face conference next year. Given the current uncertainties, a final decision will be made in early-2022.

Submission of abstracts:

Abstracts should be about 2 pages (800 to 1000 words) in length and contain the following information:

  • Title of the abstract / panel session
  • A clear statement of the research question
  • Remarks on the methodology adopted in the paper
  • Outline of (expected) results
  • Bibliographical notes (up to 6 key references used in the paper)

Abstracts should be submitted via EasyChair.

If you do not already have an account, you will need to create one. Existing accounts can be used to submit your abstract.

Please submit your abstract via:

https://easychair.org/conferences/?conf=its2022

ll abstracts will be subject to blind peer review.

Call for Papers: Central European Economic Journal

Call for Papers: Central European Economic Journal

Gender and Parenthood in the context of Public Policy

Deadline

Tue, 03/15/2022 – 12:00

Motivation

Women in different countries face different challenges in the labour market due to historical, institutional, and cultural specificities. For this reason, policies which were successful in improving gender equality in one country might not bring the desired outcomes in another country. To tailor labour market policies, it is important to gain an accurate picture of how the historical, institutional, and cultural characteristics impact the effectiveness of various policies aimed at decreasing gender inequalities. With this call for papers, they invite research which addresses the situation of women in the labour market of different countries, paying special attention to the factors which influence women’s employment, occupation, and earnings. They welcome empirical research addressing any aspect of these relationships that contributes to our knowledge of these phenomena and has relevant implications for regional policymaking. Single country as well as comparative studies are welcome with a special focus on Central and Eastern European countries, which display growing heterogeneity in women’s performance in the labour market and which are still poorly understood.

Why submit to the CEEJ?

Central European Economic Journal publishes original theoretical and empirical research papers in the field of economics as well as at the intersection of economics and sociology, demography, political science, law and management. The journal accepts papers which fall under (but are not restricted to) the following research areas: macro- and microeconomics, labour market research, international trade, population studies, public sector economics, public policies, health, gender, ecological economics, finance, accounting, managerial economics. CEEJ addresses the broad international community, but especially welcomes papers which focus on socio-economic problems relevant for Central and Eastern Europe, including the European transition countries.

  • The CEEJ is an open access, double-blind peer-reviewed journal, free of charge, available at the Sciendo/DeGruyter Open Platform and at www.ceej.wne.uw.edu.pl . The CEEJ offers:
  • Open access to all published articles;
  • Transparent, comprehensive and fast double-blind peer-review process;
  • Convenient and widely known web-based manuscript submission and tracking system (ScholarOne);
  • Access to an efficient route for fast-tracking publication, taking full advantage of Sciendo’s publishing platform with language verification;
  • Free submission of papers and no charge for the article processing charges (APCs).

Submission

To submit your manuscript, use their ScholarOne system  https://mc.manuscriptcentral.com/ceej

In the cover letter inform them that your manuscript is submitted as part of Call for Papers with Guest Editors Anna Lovasz and Barbara Pertold-Gebicka.

The deadline for submitting papers is 15th March 2022

Each article should be prepared in accordance with the guidance given in the “Instructions for Authors” section of their website: http://ceej.wne.uw.edu.pl/for-authors/ If you have any questions, don’t hesitate to contact Guest Editors: Anna Lovasz: plovi@uw.edu or Barbara Pertold-Gebicka: gebicka@fsv.cuni.cz or CEEJ Editorial Office: ceej@wne.uw.edu.pl

Kontribusi Kampus untuk Dunia Tanpa Nuklir

Penulis: Muhadi Sugiono
Universitas Gadjah Mada
Email: msugiono@ugm.ac.id