Bukan Mustahil! Lulusan Vokasi RI Bakal ‘Jajah’ Eropa
Penulis: Yuni Astuti, CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia – Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) optimistis bisa membawa pendidikan vokasi “terbang” ke luar negeri, salah satunya Eropa.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengungkapkan beberapa strategi yang akan dilakukan guna merealisasikan cita-cita tersebut.
“Combine [menggabungkan] D3 dengan sarjana terapan. Anak-anak vokasi dari SMK, pendidikan tinggi minimal 1 semester ke luar negeri. Mengembangkan pertukaran mahasiswa. Kami ingin undang ahli dari luar negeri untuk bisa menjadi konsultan,” ujarnya dalam webinar dengan “Vokasi Siap Menerpa Eropa” di Jakarta, Rabu (4/11/2020).
Saat ini, dia mengajak seluruh anak-anak pendidikan vokasi baik itu yang mengenyam pendidikan di SMK atau mahasiswa vokasi untuk mempersiapkan diri.
Cara ini merupakan dorongan, agar siswa vokasi tertantang dan semakin mengasah dirinya untuk bisa bersaing di kancah internasional.
“Jadi intinya, selain lulusan pendidikan vokasi jadi mahir di industri, kami juga ingin lulusan SMK, bisa magang, bekerja di luar negeri dan mendirikan atau mengembangkan wirausaha di Indonesia dengan market luar negeri,” ujarnya lagi.
“Ini harus dipersiapkan dengan soft skill kuat, hard skill akan terbentuk sendiri. Kita challenge anak-anak vokasi untuk meneruskan kiprah di Eropa,” imbuhnya.
Di bawah naungannya ada tiga direktorat yaitu Direktorat Teknis SMK, Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi, Kursus dan pelatihan serta yang terakhir Direktorat Mitras Dudi (Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri) atau yang disebutnya “Mak Comblang” yang bertugas mempertemukan antara dunia pendidikan vokasi dan dunia usaha dunia industri.
“Ini nanti akan jadi agendanya Mitras Dudi untuk merangkum, akan dipilih dan dimasukkan ke dalam agenda, yang jelas 2021 harus membuat piloting ke 4 negara (Perancis, London, Jerman dan Belanda),” katanya.
Khusus untuk Jerman, lanjutnya, akan banyak yang bisa dilakukan. Jerman merupakan negara yang paling banyak perguruan tinggi tidak dipungut biaya pendidikan alias gratis.
“Dari 16 negara bagian, 14 diantaranya gratis, cukup menarik. Sehingga cukup banyak SMK kita yang punya kelas khusus, dan dilatih bahasa Jerman. (SMK) di daerah Jawa banyak,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Mitras Dudi Kemendikbud RI, Ahmad Saufi mengatakan melalui Dirjen Vokasi Kementerian Pendidikan RI, lulusan vokasi ini akan dipoles agar berkilau dan memiliki kecakapan sesuai dengan yang diinginkan dan bisa diterima di dunia industri.
“Anak SMK yang sebelumnya dipandang sebelah mata, kita akan poles mereka agar berkilau dengan adanya dirjen vokasi ini. Kecakapan mereka ini di mana. Di bangku sekolah atau di mana,” ujarnya.
Menurutnya, pendidikan vokasi ini tak hanya menjadi tanggung jawab Kemendikbud. Untuk itu, dia mengajak stakeholder lain untuk turut mengembangkan pendidikan vokasi ini. “Dengan semua mendukung, kita berharap anak-anak vokasi benar-benar bisa digosok agar menjadi berlian di negeri ini,” pungkasnya.